Chef On The Block: Executive Chef Firdaus Fadly (HOJ, May 2011)

Published by

on

Hidup penuh petualangan! Begitulah kurang lebih perjalanan karir dari Chef Firdaus Fadly bahkan setelah kembali ke peraduannya di Jakarta. Terhitung sudah 20 tahun Chef Fadly malang melintang di dunia persilatan masak-memasak dan gelar prestisius Executive Chef sudah direngkuhnya sejak beberapa tahun belakangan ini.

Dengan penampilan ala chef namun tetap dengan ramah dan santai, Chef Firdaus bercerita mengenai perjalanan karirnya dimulai sejak lulus dari BPLP atau lebih dikenal dengan sekolah pariwisata NHI Bandung menjadi seorang Commie di Hotel Hilton, Jakarta pada tahun 1991. Selanjutnya hampir setiap antara satu atau dua tahun, Chef Firdaus berpindah-pindah dan memperkaya pengalamannya ke berbagai tempat. Dimulai ke Mövenpick di Swiss sebagai stagier atau trainee. Karirnya menanjak terus ketika kembali ke Hotel Aryaduta Jakarta sebagai Chef de Partie.

Petualangan berikutnya menetapkan keahliannya sebagai Chef de Partie di Grand Hotel Stockholm serta Hilton Brussels. Lalu sekembalinya ke Indonesia lagi untuk seterusnya, Chef Firdaus menanjaki karirnya menjadi seorang Sous Chef di dua hotel terkenal bahkan sempat menjajali menjadi seorang Restaurant Chef di Amigo’s. Keputusannya ke Amigo’s adalah suatu hal yang cukup mengejutkan mengingat Chef Firdaus memiliki basis sebagai seorang chef di dunia perhotelan. Kedua adalah bahwa Amigo’s sendiri adalah restoran dengan spesialisasi Tex-Mex cuisine, lain dengan yang biasa ditekuninya yaitu masakan Eropa dan Barat pada umumnya.

Meski demikian peranan tersebut berhasil dijalaninya dengan sukses dan tetap pada akhirnya membawanya kembali ke dunia perhotelan serta merengkuh gelar Executive Chef di Novotel Bogor untuk pertama kalinya. Gelar yang terus dibawanya mengarungi Hyatt Yogya, Bintan Lagoon, Acacia Jakarta, Ritz-Carlton Mega Kuningan Jakarta, Santika Bali, dan akhirnya ke peraduannya sekarang di Sheraton Media Jakarta.

Kesempatan korespondensi dengan Chef Firdaus di Sukhothai juga merupakan pengalaman yang berwarna. Selain merupakan bagian unik dari Sheraton Media dan arguably restoran authentic Thai terbaik di daerah Jakarta Utara, Sukhothai juga tertata dengan indah dan nyaman. Dengan kelihaian Chef Sidik selaku tangan kanan Chef Firdaus di Sukhothai, makan malam saat itu terasa istimewa.

Ceritanya dimulai dari sajian yam mamuang atau salad mangga yang menyegarkan, ayam kukus daun pandan yang sedap dan lembut, tom som thalay ruamtir atau sup tom yum seafood dengan tingkat keasaman yang segar, kaya, dan disertai kepiting, udang, ikan, dan cumi yang lezat. Tidak hanya sampai di situ, Sukhothai juga mengajak saya menapaki tahapan selanjutnya yang jauh lebih menggiurkan.

Pertama adalah, dua jenis khao pad atau nasi goreng yang pertama disajikan di atas separuh buah nanas sehingga membuatnya wangi menggoda. Tak lupa terdapat daging ayam dan king prawn dipadukan juga membuatnya lalu semakin menggiurkan untuk dinikmati. Sedang nasi goreng yang satunya juga terasa istimewa karena perpaduannya dengan ikan asin.

Untuk menambah kepuasan main course yang sudah melimpah itu, saya juga berkesempatan menikmati pla kao atau ikan kerapu goreng saus asam manisnya. Dengan luar biasa masakan ini mampu memutarbalikkan persepsi saya akan masakan ikan yang biasanya hanya mengandalkan saus luar untuk menambah rasa. Perwakilan dari meat section adalah tumis daging cincang dengan daun basil. Terdengar sederhana namun terasa sekali kemampuannya dalam meramaikan suasana kelezatan santap malam waktu itu.

Kesemuanya diakhiri dengan manis oleh tab tin krob atau dessert berkuah menggunakan chestnut dan sirup kelapa. Rasanya yang manis dan ringan membuat siapapun akan menghabiskan hingga tetes terakhir.

Pada akhirnya Chef Firdaus menutup cerita malam itu dengan kiat-kiatnya menjadi seorang chef sejati yaitu bahwa sejatinya selain hal-hal yang biasa kita ketahui wajib dijalankan seperti teamwork dan dedikasi serta curiosity to learn something new all the time, seorang chef juga harus menganggap bahwa cuisine is an art. Yaitu sebuah aspek dimana selain menuangkan kreativitas, kita juga harus sanggup menerima kritikan serta saran dan terus belajar.

Meski sudah merasakan asam garam kehidupan, tinggal jauh dari tanah air, dan bekerja tiada lelahnya, rasa cinta Chef Firdaus pada dunia yang membesarkannya inilah yang saya rasakan orisinalitasnya dimana kesemuanya membentuk sebuah kekuatan dan passion yang tidak akan pernah reda karena satu hal yang kita sadari adalah bahwa di sinilah kita mencintai aspirasi kita dan mengejar terus apa yang kita impikan.

-Featured in HANG OUT JAKARTA May 2011 edition-

Link: http://hangoutjkt.com/food/13/Chef-On-The-Block

One response to “Chef On The Block: Executive Chef Firdaus Fadly (HOJ, May 2011)”

  1. Yudi W Suprapto Avatar

    great chef…..

Leave a comment