Seiring semakin terbukanya akses untuk pabrikan asing dalam menjual produknya di Indonesia, tentunya rak-rak supermarket kini berisi lini produk yang semakin beragam – tak terkecuali tentunya adalah mentega.
Mentega dan margarin lokal tradisional kini bersaing ketat dengan mentega yang datang dari berbagai belahan dunia. Bagi yang awam tentu akan memilih apa yang dirasa sebagai kebiasaan atau sesuai budget, namun bagi mereka yang lebih selektif ataupun para profesional, tentu pilihan mentega menjadi proses yang krusial ketika tengah berbelanja bahan-bahan.
Secara umum pasaran dunia biasanya didominasi mentega-mentega dari Eropa serta Amerika Serikat. Namun apa sih yang sebetulnya membedakan keduanya?
Berbicara mentega asal Eropa, lazimnya gaya produsen di sana mengolahnya dengan cara berbeda dibandingkan mentega Amerika Serikat yang telah diatur standarisasinya oleh USDA. Mentega Eropa biasanya melalui proses mengocok (churning) lebih lama sehingga menghasilkan sekitar 82% butterfat (lemak susu).
Secara tradisional bahkan mentega Eropa dibiarkan terfermentasi untuk menghasilkan sedikit rasa asam, sehingga hasil akhirnya tidak hanya wanginya lebih kentara namun juga secara rasa lebih kaya. Selain itu secara tekstur juga lebih lembut, lebih mudah lumer, dan cocok sekali untuk baking.
Semetara itu untuk mentega Amerika, USDA menetapkan bahwa mentega harus memiliki setidaknya 80% butterfat dan itulah yang biasanya kita dapatkan ketika membeli unsalted butter serta salted butter pada umumnya. Karena tidak diberi kultur tambahan maka rasanya menjadi lebih netral.
Pada akhirnya semua tergantung dari tujuan awal kita memasak. Sekiranya kita mencari kekayaan rasa dari jenis makanan tertentu yang mengedepankan fungsi mentega, tentu mentega Eropa-lah yang cocok. Namun untuk hal-hal dimana mentega bukanlah hal yang esensial seperti misalnya pada brownies atau sekadar untuk meminyaki wajan, maka mentega pada umumnya tentu lebih ekonomis.
Terlepas apapun pilihannya, ada satu quote yang wajib kita percayai,
“Everything is better with butter”
– Julia Child