Sebagai salah satu grup F&B top di Jakarta, sepertinya Ismaya tidak pernah berhenti untuk berkembang demi kemajuan dunia kuliner di Jakarta. Setelah kokoh bersama brand-brand terbaiknya seperti Social House, Skye, maupun Sushi Groove; kini Ismaya memperkenalkan restoran barunya, GIA.

Berlokasi di Sampoerna Strategic Square dan menempati venue luas yang ditinggalkan sebuah restoran Perancis di masa lalu, GIA hadir memperkenalkan kuliner Italia dengan berbagai sentuhan modern yang masih senang dieksplorasi para penikmat makanan tempo kini.

Meskipun secara pribadi saya kini telah kembali lebih menikmati otentisitas yang menjadi kekhasan kuliner negara manapun, tapi tentu ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.

Secara suasana sendiri GIA memperkenalkan atmosfir yang temaram dengan kekhasan arsitektur Italia di pertengahan abad yang lalu serta adanya sentuhan modern. Permainan warna hitam dan putih mendominasi keseluruhan mood di GIA dan kesemuanya dirancang secara khusus oleh interior designer asal Australia, Hecker & Guthrie.

Bagian dapur dipimpin oleh Chef Tommaso Gonfiantini. Chef muda penuh semangat asal Tuscany ini sempat dikenal para foodie hipsters Jakarta sewaktu masih menjadi koki di Safehouse.

Beberapa menu yang ingin saya highlight adalah Orzo di bagian pembuka, Bottarga dari bagian pasta, Bistecca untuk secondi, serta Cannoli Siciliani untuk dolci.

Barley atau yang sedikit banyak dikenal sebagai jelai pada Bahasa Indonesia menjadi bahan utama menu pembuka yang dinamakan Orzo ini. Gandum dari jenis jelai mutiara ini dimasak dengan baik sehingga memberikan karakter kenyal yang cocok untuk dipersatukan dengan berbagai bahan makanan yang menggugah selera sebagai appetizer.

Chef Tommaso dalam hal ini mengimbuhi barley dengan aubergine / terong, berbagai sayuran salad yang diparut cantik, serta extra virgin olive oil dan saus red vinaigrette yang menyegarkan. Orzo tampil cukup menarik dan segar, apalagi dengan adanya tambahan semacam pangsit goreng untuk memberikan kesan renyah pada makanan pembuka ini.

Selanjutnya dari bagian pasta, GIA menyajikan linguine yang dimasak dengan olive oil dan bawang putih (aglio olio) namun memiliki rasa pedas, semacam abon yang terbuat dari bluefin tuna, serta cherry tomatoes, dan peterseli. Meskipun rasa pedasnya mungkin lebih familiar untuk yang terbiasa dengan masakan Asia, namun ternyata cukup bisa saya nikmati.

Bagian terbaik pada perjamuan tersebut datang dari Bistecca yang terdiri atas 250 gram sirloin yang diimbuhi saus jus dari daging sapi muda tersebut, polenta yang gurih karena keju Gorgonzola, serta dedaunan tatsoi yang jarang ditemui di masakan-masakan lokal kita. Tanpa bersusah payah memilih, hidangan ini adalah yang terbaik dari semua yang saya nikmati di GIA!

Terakhir, cannoli selalu menjadi bagian yang paling menghibur di setiap kunjungan saya di berbagai restoran masakan Italia. Ternyata di GIA-pun sama. Gelato dengan rasa hazelnut-nya cukup menggairahkan, berikut juga dengan popcorn bulat khas Garrett yang saya sempat kenal beberapa lalu, namun untuk cannoli-nya sendiri sebetulnya masih belum banyak kesan yang terasa. Sebagian mungkin karena isian krim keju ricotta-nya yang secara preferensi pribadi saya kurang cocok karenanya. Namun di luar semua itu, kunjungan perdana saya ke GIA cukup menyenangkan.

Maka mari kita lihat apakah yang akan terjadi ke depannya dengan restoran baru ini. Dengan firepower Ismaya dan pengaruhnya yang kuat, GIA mungkin akan bertahan cukup lama dan Chef Tommaso sendiri terlihat bersemangat dengan lineup menu yang sangat ekstensif ini. Semoga ke depannya GIA bisa memberikan kesan yang mendalam untuk para pengunjungnya dan semoga pada kunjungan saya berikutnya kelak, kualitas yang diberikan akan semakin lebih baik lagi.

—–

GIA
Halal-friendly (some dishes contain pork and alcohol)
Some menu are suitable for vegetarians

Address:
Sampoerna Strategic Square, GF
Jalan Jend. Sudirman, Jakarta – Indonesia

T: +62.21.5795.3300

Opening hours:
Daily, 10am – 11pm

—–

Interior photos are courtesy of GIA