Restaurant Review: The Belly Clan

The Belly Clan - Interior 5

Berawal dari persahabatan dan cita-cita bersama, akhirnya sekumpulan mahasiswa Indonesia yang menamatkan pendidikannya di Australia berhasil membuka sebuah opsi kuliner baru di pusat kota Jakarta. Dengan nama yang unik, The Belly Clan, para pebisnis muda ini siap untuk meramaikan percaturan bisnis restoran yang tidak ada matinya di Jakarta.

Banyak para restaurateur yang saya temui di Jakarta maupun kota-kota lain dewasa ini terinspirasi dari seluk beluk kehidupan mereka ketika merantau di mancanegara. Ketika kembali ke tanah air, itulah saatnya inspirasi-inspirasi idealis tersebut dituangkan secara riil menjadi sebuah konsep bisnis yang segar.

Tren masyarakat Barat, termasuk Australia, kini tengah menggandrungi sebuah pengalaman kuliner yang tidak lagi ortodoks terbatas pada tatanan lama seperti fine dining restaurant yang rumit dan canggih. Mereka kini menggemari masakan-masakan yang hidup, mengepul, lezat, sekaligus pas untuk kantong mereka. Di negeri-negeri itulah masakan-masakan khas Asia berjaya dengan segala keunikannya. Bahkan tren ini diamati serius serta dinikmati serta merta oleh seorang celebrity chef terkenal asal Amerika Serikat, Mario Batali, dalam wawancaranya dengan saya beberapa waktu sebelumnya.

The Belly Clan - Interior 3

Apapun motifnya, saya pribadi menyambut adanya angin segar dengan langkah berani dari The Belly Clan dalam mengusung genre Asia dalam masakan-masakannya. Tidak berhenti di situ, The Belly Clan tidak segan memadukan tema Asia tersebut dengan kekhasan masakan Barat, menjadikannya bertema Asian fusion! Tentu ini sebuah langkah berani kedua mengingat otentisitas masakan Asia sudah menjadi jati diri para penikmat lokal sekaligus juga bagi mereka yang hanya mengenal masakan Barat apa adanya. Dengan menyatukan keduanya tentu dua ekspresi dapat kita temukan bagi yang mendengar mengenai ini, mengernyitkan dahi atau tersenyum lebar seperti saya. Hingga tibalah pertemuan saya dengan The Belly Clan untuk pertama kalinya.

Perjumpaan pertama dengan The Belly Clan di suatu siang yang terik ternyata cukup menarik. Menempuh perjalanan ke daerah bisnis di bilangan Sudirman yang masih berantakan dengan konstruksi jalan layang Casablanca saat itu tak ayal membuat lalu lintas di sekitaran gedung Intiland Tower tempat The Belly Clan berada sangat macet. Berhasil menembus itu semua lalu begitu nyaman rasanya ketika menemukan oase kesejukan dalam balutan desain minimalis industrial dengan  perpaduan warna bata yang dicat putih serta warna teduh. Dua hal lain yang menarik dari ruangan utama dari restoran ini adalah sebuah bar di satu sisi dan semi open kitchen di sisi lainnya. Sedikit melipir melewati sebuah lorong, terdapat juga private area yang dengan kapasitas cukup besar.

Dari segi makanan, The Belly Clan menempatkan seorang Hengky Effendy sebagai exective chef-nya. Hengky sendiri adalah seorang chef muda berbakat dan penuh pengalaman yang telah melanglangbuana ke berbagai negara dan bekerja untuk Gordon Ramsay, celebrity chef yang kita kenal sering menjadi pembawa acara kuliner. Selama bekerja di Gordon Ramsay, ia sempat dibimbing langsung oleh Josh Emett yang tersohor serta pernah memukau perhatian Daniel Boulud, seorang legenda Michelin Star lainnya, dengan masakannya.

Mini Asian Sloppy Joes
Mini Asian Sloppy Joes

Siang itu saya berkesempatan menikmati berbagai variasi masakan The Belly Clan yang ternyata mengundang selera dari segi rasa maupun penampilan. Dimulai dari nachos yang kali ini dibuat dari kulit pangsit untuk kesan Asia namun tetap dipadukan dengan keju dan salsa tomat khas Mexico dengan saus cocolan fusion yaitu avocado wasabi. Selanjutnya menu pembuka ini ditambah beef tortilla dengan saus kacang Gochujang khas Korea serta Mini Asian Sloppy Joes yang terdiri dari burger-burger kecil berisi daging cincang, keju, telur mata sapi, sayur serta saus tomat yang diiringi dengan kentang goreng irisan tipis khas The Belly Clan. Perkenalan yang menarik mengingat tema fusion ini sesuatu yang saya sambut dengan terbuka dan ternyata berhasil memukau saya.

Crab Fettuccine
Crab Fettuccine

Tentu yang menyenangkan adalah ketika euphoria dari menu-menu pembuka tadi berlanjut dengan menu utama yang tidak kalah menarik. The Belly Clan menyajikan pasta jenis fettuccine dengan menu kebanggaan orang Singapura yaitu chili crab dengan tampilan warna merah berani. Ide menggiurkan lainnya datang dari ikan salmon Norwegia dengan saus salsa tomat dan nasi kuning gurih. Tapi pilihan saya waktu itu datang dari tumis irisan tipis lidah sapi dengan garlic rice dengan potongan cabe, bawang daun serta minyak wijen. Hasilnya, euphoria kegembiraan itu tetap berlanjut dengan rasa makanan yang mumpuni hasil karya Chef Hengky.

Patut dicatat juga adalah konsep The Belly Clan yang modern dan fleksibel tidak terpatok pada fase-fase layaknya restoran fine dining. Sehingga porsi-porsi menu utamanya disajikan dengan porsi cukup besar khusus untuk memenuhi kebutuhan para eksekutif muda Jakarta yang berkultur makan cepat di siang hari sebelum kembali ke kesibukannya masing-masing. Dengan harga yang cukup terjangkau, lokasi prima, dan jenis masakan yang belum pernah saya temui di Jakarta sebelumnya, The Belly Clan memainkan sebuah keunggulan yang patut diperhitungkan.

The Belly Clan - Pannacota with black sesame sauce
Pannacota with black sesame sauce

Sebagai penutup, dessert yang menjadi kebanggaan The Belly Clan adalah pannacotta khas Italia yang kali ini diberi saus wijen hitam sebagai ganti dari versi aslinya. Tambahannya, The Belly Clan juga memiliki sederetan wine serta cocktail khas yang diberikan sentuhan Asia baik dari nama maupun racikannya. Betapa lengkap pengalaman berkunjung saat itu, yang tersisa malah adalah rasa penasaran hendak mencoba masakan-masakan lain yang terdengar menggiurkan!

Tentunya pemunculan tema baru seperti ini adalah sesuatu yang sepatutnya dihargai dan dipertahankan. Ciri khas Asia yang memang notabene mengalir dalam darah kita adalah sebuah jati diri dan ini menjadi semacam kebanggaan tersendiri yang kelak akan mendorong laju munculnya usaha-usaha makanan upscale yang mengikuti arketipe ini sebagai panutannya sekaligus juga mengimbangi merebaknya restoran-restoran yang terlalu bertema Barat. Mari kita nantikan sepak terjang The Belly Clan dan pemunculan kreasi-kreasi makanan terbarunya di masa mendatang!

—–

THE BELLY CLAN

Halalness to be confirmed (pork menu and liquor are served)

Some menu suitable for vegetarians

Address: Intiland Tower, GF – Jln. Jend. Sudirman Kav. 32, Jakarta – Indonesia

Opening Hours: 10 am – 12 am (weekdays), 10 am – 2 am (weekends)

RSVP: 021 – 5790.6000

Website: http://thebellyclan.com

Facebook: thebellyclan

Twitter: @TheBellyClan

Pricing: IDR 150,000 – IDR 250,000 for two

—–

Images are courtesy of The Belly Clan

Advertisement

One response to “Restaurant Review: The Belly Clan”

  1. […] source : GastronomyAficionado Nah, pasti kalian gak banyak yang tau kan di Gedung Intiland di Sudirman Jakarta, ada restoran enak […]

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s