-
PAVILJOEN KOTA
What
Warisan resep kolonial a la Paviljoen Kota di antara suasana glamor sebuah shopping mall paling mutakhir di Jakarta.
Why
Kehadiran Paviljoen Kota di tengah begitu banyaknya pilihan bersantap tradisional Indonesia maupun kuliner modern di Kota Kasablanka ternyata mengundang tetap mengundang rasa penasaran. Tidak hanya restoran ini menyajikan berbagai santapan lokal seperti nasi goreng hingga semur jengkol, tapi ternyata aspek nostalgia secara penampilan serta hadirnya berbagai pilihan sajian dengan pengaruh kental Negeri Belanda.
Misalnya saja terdapat Selat Sunda (biasa lebih dikenal dengan Selat Solo) yang merupakan hidangan steak dengan aksen Belanda seperti keberadaan kentang tumbuk, sayuran yang dipotong dengan rapi, mayones, telur goreng, serta saus gurih kental yang khas. Untuk pilihan lainnya opsi-opsi menarik makanan pembuka khas Belanda seperti huzarensla (salad Belanda), bitter ballen dan rissole (cemilan khas Belanda yang sudah sangat dikenal), bruine boon soup (sup kacang merah), hingga hidangan utama lainnya yang khas seperti bistik lidah dan masakan dengan pengaruh Jerman seperti beef stroganoff yang ternyata cocok dengan tema nostalgia Paviljoen Kota.


How
Area indoor didesain dengan aksen-aksen dinding yang menggambarkan suasana era kolonial, namun di bagian luar ternyata suasana itu tetap dipertahankan dengan penggunaan berbagai meubel dengan kesan Eropa klasik. Suasana hangat dan intim di bagian outdoor ternyata menarik para pengunjung dan suasana rileks di sayap khusus pesiar kuliner di Kota Kasablanka ini ternyata membuat betah para penggemar makanan untuk tinggal berlama-lama.
Where
Kota Kasablanka, 1st floor FS – U29
Jalan Casablanca Raya Kav. 88 – Jakarta
Telp: +62.21.2948.8502
Operational Hours
Setiap hari, jam 10 pagi hingga 10 malam (sesuai jam operasional mall)
Price Range
IDR 75,000 – IDR 100,000 / orang (F&B)
Website: http://www.paviljoenkota.com/
Facebook: https://www.facebook.com/PaviljoenKota
Twitter: https://twitter.com/PAVILJOENKOTA (@PAVILJOENKOTA)
—–
-
DIJAN’S PANNEKOEKEN & POFFERTJES
What
Resep-resep sajian Belanda a la Dijan’s yang tersembunyi di balik kesejukan dan ketenangan dinding-dinding rumah bernuansa art deco.
Why
Dijan’s memang dikenal sebagai salah satu restoran yang menjadikan panekuk (pannekoeken) serta poffertjes dan berbagai varian serta topping yang digunakan begitu banyak dan menggiurkan, tapi tentu hidangan utama khas Belanda menjadi ciri khas tersendiri juga yang dimiliki restoran ini.
Misalnya saja dua hidangan legendaris Belanda yang berpenampilan rustic tapi berlimpah dengan bahan serta bumbu yang mengundang selera yaitu pada hutspot dan stamppot. Kali ini hutspot yang biasa menggunakan kentang tumbuk diganti dengan tumisan kentang dan berbagai macam sayuran serta dipadukan dengan gehaktballen atau bola-bola daging sapi cincang dan saus manis gurih khas Belanda.
Sedangkan kentang tumbuk pada stammpot dipadukan dengan spinazei (bayam) sehingga warna pada masakan ini semakin menarik apalagi setelah digabungkan dengan potongan sosis sapi serta saus dengan dasar tomat yang sedikit pedas dan dilimpahi bawang bombay. Ditambah dengan panekuk dan poffertjes, tentu masakan-masakan ini mengukuhkan Dijan’s sebagai salah satu restoran pilihan untuk sajian khas Negeri Belanda di Jakarta.


How
Suasana rumah dengan pengaruh arsitektur art deco ini tidak hanya luas dan nyaman namun diimbuhi berbagai dekorasi dan pernak pernik yang mengingatkan segera suasana pedesaan di Negeri Kincir Angin. Meskipun beberapa sisi memerlukan perbaikan tapi secara keseluruhan, suasana yang homey dan tenang yang tersembunyi di balik riuh rendahnya jalanan Kemang ternyata memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjungnya.
Where
Jalan Kemang Selatan no. 102A
Telp: +62.21.7179.3538
Operational Hours
Setiap hari, jam 10 pagi hingga 10.30 malam (weekday), 11.30 malam (weekend)
Price Range
IDR 75,000 – IDR 100,000 / orang (F&B)
—–
DO YOU KNOW
- Rijstaffel, meskipun memiliki nama dari kosakata Bahasa Belanda, adalah hidangan legendaris nan mewah peninggalan era kolonial Belanda yang terdiri dari belasan hingga puluhan masakan terbaik Nusantara yang disajikan bersamaan oleh belasan pelayan sekaligus.
- Konon hidangan ini merupakan kebanggaan Belanda atas kekayaan tanah yang dikuasainya dan sempat dicekal oleh Sukarno, presiden pertama Republik Indonesia, karena mengandung nilai-nilai penjajahan. Kini rijstaffel masih dapat ditemukan di beberapa restoran di Indonesia khususnya di Bali dan di manca negara seperti Belanda sendiri, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
- Karena rijstaffel merupakan hidangan mahal dan mengandung banyak elemen masakan Nusantara yang memerlukan proses lama dalam pembuatannya, maka warga Belanda lebih senang menyajikan masakan-masakan simpel sebagai penggantinya seperti nasi goreng, sate, pisang goreng, sambal, dan lain-lain.
- Pertukaran budaya sebagai akibat dari penjajahan Belanda secara tidak sadar diteruskan hingga kini. Misalnya saja seperti yang disebutkan tadi, warga Belanda mengadopsi sajian khas Nusantara yang simpel namun di sisi lain, warga Indonesia gemar untuk membuat kue-kue khas Belanda khususnya ketika menjelang hari raya seperti nastaar, kaastengels, dan kue-kue lain yang unik dan lezat yang ternyata masih dapat ditemui di berbagai toko roti klasik seperti Braga Permai (Bandung) atau Toko Oen (Semarang, Malang).
—–
—–
Published on Linked – Citilink in-flight magazine, April 2013 (unedited)