Segarnya Cendol Gentong Dari Bandung
Segar, alami, dan manisnya pas. Itu saja prasyarat untuk es cendol, segelas minuman tradisional khas yang siapapun pasti suka.
—–
Terhitung sudah sejak tahun 80an Pak Asep yang berkepribadian ramah ini menjajal dunia ‘percendolan’ di Bandung. Tapi tentu cendol yang ia ciptakan ternyata beda dengan kebanyakan yang biasa kita temui. Idenya ini berasal dari konsep bahwa minuman segar yang lazim ditemukan dimanapun ini haruslah berasal dari bahan-bahan alami agar pengkonsumsinya tidak was was dengan alasan bahan pewarna maupun pengawet.
Maka Pak Asep menciptakan konsep membuat cendol dengan tidak diwarnai daun suji sehingga tetap memertahankan warna asli putih yang berasal dan sagu aren. Sebagai pemanisnya tentu otomatis beliau menggunakan gula aren yang ditambah dengan potongan nangka segar. Pak Asep bersikeras bila suatu waktu ia tidak bisa menemukan gula aren sebagai pemanisnya, ia lebih baik tidak berjualan! Apalagi karena menurutnya sagu aren hanya berpasangan serasi dengan gula aren.
Cendolnya sendiri dicampur dengan kuah santan yang sengaja ia lebihkan kadarnya. Ditambah lagi ia menaruh cendol dan gulanya di dalam gentong besar yang terbuat dari tanah liat, konon agar rasa dingin segarnya bertahan lebih lama. Untuk alasan kesegaran, beliau juga berujar juga bahwa cendol yang dibawa pulang sebaiknya segera dihabiskan dalam tempo kurang lebih sehari.
Sungguh hasil racikan cendolnya sangat menyegarkan! Bentuk cendolnya yang agak panjang dan tidak terlalu tebal ini tetap empuk dan terasa kekenyalannya. Ditambah kuah santannya yang pas dan rasa manis yang berkualitas menjadikan cendol Pak Asep ini bisa jadi mungkin hanya tersaingi oleh cabang asli dari cendol Elizabeth yang sudah lama kondang di Bandung.
Jadi bila anda tengah menyempatkan belanja ke Pasar Baru atau mengunjungi lingkungan Jalan Alkateri untuk berbelanja, sempatkan saja untuk menghilangkan dahaga dengan cendol segar nan dahsyat ini!
—–
Must eat: Cendol gentong
Price: IDR 4,000 (gelas) dan IDR 10,000 (bungkus)
Address: Jalan Alkateri (tepat sebelum perempatan di sebelah kiri, dekat Lotek Bu Oom) – Bandung
Opening hours: 9 am – habis (kurang lebih di siang hari menjelang sore)
—–
Featured by Farrago Indonesia (Nov 7, 2012)