Restaurant Review: Super Steak (Kabare, June 2012)

Sensasi Daging Panggang Ala Super Steak

Acapkali sebuah pengalaman hidup di mancanegara ternyata membuka wawasan dan menghasilkan berbagai ide menarik sekembalinya ke tanah air. Itulah asal muasal Super Steak, sebuah restoran keluarga dengan ciri khas tersendiri ketimbang steakhouse pada umumnya.

Seorang Windu Mashud dibesarkan oleh keluarga yang memiliki kecintaan terhadap makanan khususnya terhadap masakan daging panggang dari Amerika Serikat yang lazim kita sebut dengan steak. Tentu di jaman sekarang ini semakin banyak orang yang memiliki minat serupa namun bagi Windu rasa cinta ini ia tuangkan menjadi sebuah bentuk aspirasi yang nyata.

Berbekal pengalaman kuliah di Amerika Serikat, ia menyaksikan betapa luasnya variasi dari masakan yang berbahan dasar utama ‘hanya’ sebuah daging sapi yang dipotong dan dipanggang ini. Sekembalinya ke tanah air, ternyata beliau menyadari bahwa tidak cukup bila hanya bersaing dengan cara yang sama. Dari sinilah beliau menciptakan sebuah konsep bahwa sebuah steakhouse  tidak hanya harus menyajikan daging berkualitas namun juga berbagai saus yang orisinil dan unik. Setidaknya begitulah cerita sang ayah dari Windu sekaligus sang PR dari restoran rumahan ini yang tampil santai dan menyapa setiap pengunjungnya dengan hangat.

Reserve your meat first!

Bila memulai dari awal, saya sendiri saja cukup terkejut dengan penampilan Super Steak. Halaman depan rumah dimodifikasi menjadi restoran sederhana yang terletak di dalam sebuah kompleks perumahan yang tenang dan diteduhi hehijauan. Berlokasi di Jalan Dempo – Kebayoran Baru, siapa yang akan menyangka akan adanya sebuah steakhouse yang tengah meniti jalan menuju popularitas hanya dengan promosi dari mulut ke mulut?

Selain itu calon pengunjung tidak hanya harus memesan tempat duduk sebelumnya namun juga disarankan untuk memesan dagingnya terlebih dahulu karena stok dan pilihannya terbilang terbatas serta dibanderol dengan harga yang cukup mahal mengingat standar kualitasnya. Pilihan daging sapi lokal serta Australian Black Angus Beef tersedia serta masing-masing untuk bagian tenderloin, sirloin, dan ribs.

Bagian berikutnya yang paling seru adalah tentu pemilihan saus bagi steak-nya. Sebaiknya lupakan trio saus standar yaitu BBQ, mushroom, dan black pepper karena di Super Steak sama sekali tidak tersedia. Keluar dari jalurnya adalah saus-saus hasil racikan Windu seperti butter garlicCajun delight, honey herbs, lemon herbs, Asian delight, dan lain-lain.

Keunikan daging dan saus khasnya

Betapa mengejutkan ketika mendapati sirloin Black Angus yang saya pesan tampil cantik dengan taburan bawang putih goreng yang diiris tipis-tipis dan memenuhi bagian atas steak tersebut. Rasanya seperti percampuran gurihnya mentega dengan kerenyahan dan rasa khas dari bawang putih. Tentunya tidak mau kalah, daging sirloin yang bertemperatur medium terasa kaya dengan rasa dan jus yang senantiasa mengalir di setiap potongannya. Pendampingnya berupa french fries dari kentang yang berasal dari pegunungan Dieng, masih disisakan kulitnya dan terasa gurih setelah dibumbui dengan pas.

Tenderloin steak yang berasal dari daging sapi lokal juga tampil impresif. Dengan warna kemerahan seksi dan kelembutan yang luar biasa, rasa tenderloin ini semakin memesona dengan lumuran bumbu pedas ala Cajun dengan segarnya jeruk lemon.  Rasanya begitu menantang lidah yang terkoyak di antara kenikmatan serta rasa pedas. Beruntung tingkat kepedasan tersebut bisa diatur sesuai keinginan kita.

Perhatian para pemiliknya

Di tengah kegemilangan masakannya, tetap patut dicatat mengenai servis yang terkadang agak terlambat dan menguji kesabaran para pengunjungnya. Beruntung perhatian dari para pemiliknya yang senantiasa perhatian cukup bisa mengobati beberapa kekurangan dari servis di Super Steak ini.

Selain itu kondisi dari restoran halamanpun tidak lepas dari gangguan seperti gigitan nyamuk, udara panas lembab Jakarta di malam hari dan resiko terekspos oleh hujan. Hanya dengan bermodalkan kesungguhan, kecintaan, dan rasa penasaran terhadap makananlah yang justru akan melawan itu semua. Semoga saja anda yakin dan beruntung seperti saya yang telah melewati semua itu dengan baik dan dihadiahi dengan hidangan yang tidak terlupakan.

Sungguh sebuah penampilan ciamik dari pendatang yang relatif baru ini. Meskipun berawal dari tampil rumahan, belakangan Super Steak juga sudah singgah di mall Living World Tangerang. Bukan tidak mungkin juga dengan konsistensi serta passion para pemiliknya, Super Steak bisa saja menyaingi Holycow Steak yang sudah lebih dulu menjajal hingga sejauh negeri Singapura. Namun apakah ambisinya hingga sejauh itu? Marilah kita nantikan bersama.

———-

SUPER STEAK
Halal-friendly (some using imported beef and a choice of sauce contains beer)
Unsuitable for vegans

Address: Jl. Dempo I no. 76, Jakarta

Opening Hours: 5 pm – 11 pm

RSVP: 0817 639 6255 / 0817 633 2100

BB Pin: 218021FD

Email: N/A

Website: N/A

Facebook: https://www.facebook.com/pages/Super-Steak/223985570968401

Twitter: @SUPER_STEAK

Atmosphere: Quiet neighborhood and possibility of mosquito bites and rain.

Ambiance: Relaxing.

Service: Tend to be slow at times and don’t hesitate to express your needs.

Pricing: Around IDR 200,000 – IDR 400,000 for two.

———-

Featured in Kabare (June 2012)

Pictures courtesy of Super Steak

Advertisement

2 responses to “Restaurant Review: Super Steak (Kabare, June 2012)”

  1. Aline Avatar

    Ya ampuun, ini “menggugah” bangeeet! *salah banget baca pas puasa ky gini*

    1. Rian Farisa Avatar

      Ini pasti bayar puasa taun lalu mepet2 deh. Hahaha.. Btw, tmpk pilihan boljug buat buka nih aline. Lumayan sambil nunggu macet pulang. 😀

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s