Fish & Co. tentu bukan nama yang asing lagi di Jakarta dan Surabaya. Bisa jadi karena kehadirannya, semua orang kini sudah mengenal baik istilah ‘fish and chips’. Setelah pemunculannya selama sekian tahun, HOJ kini mencari tahu bagaimanakah konsistensi dari franchise brand asal Singapura ini.

Pertemuan pertama saya dengan Fish and Co. terjadi beberapa tahun silam di salah satu outlet-nya di Pacific Place. Tentunya menu waktu itu belum seberagam seperti sekarang ini tapi tetap yang harus dipesan adalah hidangan fish and chips yang paling tradisional. Rasanya saat itu tentu begitu memesona dan apalagi di kala lapar pasti porsi sebesar itu dapat dihabiskan hingga licin tandas.  Tapi bagaimanakah dengan Fish and Co. yang sekarang?

Ternyata teori pribadi saya bahwa lidah adalah ‘pengkhianat terbesar’ dalam seumur hidup seorang manusia memang benar adanya but rest assured, tentu bukan karena bahwa Fish and Co. mengalami kemerosotan rasa apalagi kualitas. Justru ini terjadi lidah manusia umunya seiring berjalannya waktu kian ‘terasah’ dan untuk pecinta makanan, sudah sangat alami untuk menuntut sebuah rasa yang lebih menantang atau bahkan kompleks.

New York Fish & Chips

Kali ini yang dipesan tentunya sama tapi fish and chips di Fish and Co. sudah terdiri dari beberapa varian yang disesuaikan dengan karakteristik berdasarkan negara. Perbedaannya lebih terdapat pada isian ikan tersebut yang menggunakan jenis keju yang berbeda, tapi tentu default-nya berada pada pilihan New York Fish & Chips yang menggunakan isi keju parmesan pada ikannya yang dibalut tepung renyah serta disiram dengan saus lemon butter. To make it even more colorful, pendampingnya kali ini kita bisa memilih antara french fries, mashed potato, atau paella.

Tapi untuk sekaligus menjajal ‘semua’ yang dimiliki oleh Fish and Co., pilihan yang paling bijak tentunya adalah seafood platter dimana terdapat tambahan ikan, grilled squids with ‘black’ spices dan udang dalam satu hidangan sekaligus. Selain itu serunya juga adalah berkesempatan mencicipi paella yang digabungkan juga dengan kentang goreng.

So it’s the verdict time then. Secara keseluruhan semua menu yang tersedia kini semakin beragam dan menarik, selain juga Fish and Co. senang bermain-main pada eksperimen bumbu dan rempah dari berbagai negara. Meskipun secara pelayanan masih menunjukkan pengetahuan baik tetapi mereka tidak ingat untuk memberitahukan sejak awal apa-apa saja menu yang saat itu tidak tersedia.

Seafood Platter for 1

Sebagai contoh ikan halibut tidak tersedia dengan alasan pasokannya sedang mengalami kesulitan. Meskipun bila diperhatikan sebetulnya para pengunjung rata-rata bermain aman dengan memesan fish and chips yang paling standar ketimbang memesan kepiting atau ikan salmon yang harganya terlalu menjulang. Tentu ini bukan menjadi alasan untuk tidak menginformasikan tentang availability produk pada hari tersebut.

Secara rasa sendiri sebetulnya tidak terlalu banyak kejutan dan bersaing ketat dengan pemain lainnya seperti Manhattan Fish Market namun tentu yang didapatkan juga rasanya tidak mengecewakan. Sehingga tidak heran Fish and Co. mampu bertahan sekian lama karena selalu saja ada pengunjung yang ingin big treat or something nostalgic, like me for instance. Dengan budaya menikmati fish and chips dalam takaran ukuran, variasi, dan kualitas seperti yang ditawarkan Fish and Co. ternyata masih cukup langka di Jakarta, bukan tidak mungkin usaha ini akan bertahan sangat lama dan selalu menjadi favorit untuk semua orang.

—–

FISH & CO.

Halal-friendly (not yet certified)
Unsuitable for vegetarians

Address: Various locations in Jakarta and Surabaya
Opening Hours: Mall opening hours
Delivery: N/A
Website: http://fish-n-co.gadingfood.com/
Facebook: FishnCoINDO
Twitter: @FishnCoINDO
Spend: Around IDR 200,000 – IDR 250,000 for two

—–

-Featured in HANG OUT JAKARTA April 2012 edition-

Pictures courtesy of Fish & Co. Indonesia

Advertisement

7 responses to “FCK™: Fish & Co. (Hang Out Jakarta, April 2012)”

  1. fitriadianugrah Avatar

    in the UK, Fish and Chips is always a cheap food you can buy in a small restaurant or a take away counter. and it’s always with chips (french fries). mashed potatoe or seafood platter is difficult to find in a local chippie. jadi… mendingan fish n chips di indonesia deh beneran :p

    1. Rian Farisa Avatar

      Di sini masih masakan restoran sih sebetulnya. Ada yg bagus penyajiannya ada juga yang tepung rasa ikan dan kentang siap goreng. Tp opsi ke Fish n Co or MFM di GI sebetulnya mencerahkan meski kualitasnya ga konsisten. But if you’re looking for colorful and big portion, those are the place though came with a price as well. :))

  2. mercadeo internet Avatar

    Next would be the vegetables. It’s like Hoka Hoka Bento julienned carrots and cabbages added with mayo. It’s not special really and it works well if with HHB so-called Japanese dishes but not here. For the fish and chips maybe but for the schnitzel? Not a chance! They can actually use sauteed vegetables like in steakhouses. It’s easy and more decent. I guess with a pricing like this, even that shouldn’t be a problem.

  3. dedy oktavianus pardede Avatar

    i guess they used some over powering amount of soda or beer,
    giving a bitter hint aftertaste to the palate….

    1. Rian Farisa Avatar

      Hopefully it’s not beer though but judging that they don’t have MUI certification yet if I’m not mistaken, then it might be possible.

  4. Lutfi Rifa'i Ardiyan Avatar

    Waaah klo pk beer batter gak halal donk yah

    1. Rian Farisa Avatar

      Betul mas. Ketemu fish and chips harus selalu dicek soal bahan batternya. 🙂

Leave a Reply to Rian Farisa Cancel reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s