Akhirnya penantang baru dari Kyushu telah tiba! Otentik dan memang sejatinya membatasi dirinya dengan menu-menu tradisional saja, Yamagoya Ramen kini menerjang Jakarta dengan kecepatan penuh!
Pertama berjumpa, betapa mengejutkan mendapati Yamagoya dalam keadaan full house mengingat letaknya yang berada di gedung perkantoran dan saat itu adalah weekend!
Meskipun demikian di suasana restoran yang terbilang cukup sempit dan berisik ini tampak saya cukup puas dengan melihat apa yang mereka sajikan. Line up menu konservatif yang benar-benar fokus hanya menyediakan berbagai variasi ramen tradisional dan aksesorisnya.
Sesuai dengan sejatinya, tipikal ramen khas Kyushu di Yamagoya Ramen menggunakan kuah tonkotsu atau mengandung babi. Meskipun demikian, selalu ada alternatif kuah ayam meskipun pilihannya menunya terbatas. Kisaran harga Rp. 50,000an sebetulnya cukup murah mengingat proses dalam pembuatan ramen membutuhkan waktu untuk mencapai kekuatan rasa yang prima khususnya dari bagian kuah.

Ramen dengan ekstra rumput laut kering yang menjadi pilihan malam itu. Meskipun datangnya ramen cukup lama tapi rasanya senang melihat topping yang begitu lengkap dan orisinil. Setengah telur rebus, cha siu, rumput laut basah, potongan daun bawang yang berlimpah dan lembaran rumput laut kering yang semuanya tampak menggoda. Tidak ada potongan wortel atau jagung yang terasa palsu di sana.
Langsung saja saya menggali dan menyeruput ramen tersebut keras-keras seperti layaknya orang Jepang!
Namun sayang apa yang saya harapkan tidak sepenuhnya tercapai. Sang kuah yang menjadi nyawa justru terasa agak dingin meskipun dengan tingkat kegurihan yang cukup memadai. Beruntung bahan-bahan lain dengan luar biasa mampu menjadikan keseluruhan hidangan ini begitu padu dan tetap menggoda.
Mulailah dari daging cha siu yang begitu lembut, lumer di mulut, dan dengan rasa lezat yang tidak ingin saya sia-siakan setiap jengkalnya. Perpaduannya dengan rekan-rekannya yang lain membuat setiap suapnya begitu laju dan berarti. Hampir saja saya meminta tambahan mie untuk menyelesaikan kuahnya hingga tuntas tapi saya memilih tumisan sayur sebagai pendamping yang sehat.

Sungguh senang begitu merasakan tumisan tersebut begitu sedap dan begitu padu campuran rasa asin serta manisnya. Meskipun hanya kol, wortel, bawang, dan tauge tapi kekuatannya berada pada rasa kecap khas yang menjadi campuran saat menumisnya. You gotta try that one!
Kesimpulannya adalah kedatangan Yamagoya Ramen sungguhlah menjanjikan. Meski sayang faktor pengurangnya adalah kuah yang semestinya bisa lebih prima lagi tersajinya. Terlepas dari itu, rasanya masih saja terbayang-bayang untuk kembali lagi di lain kesempatan dan tentu saya tidak akan lupa akan memesan ekstra mie dan cha siu! I’ll be back!
———-
YAMAGOYA RAMEN
Rating: ***
Halal-friendly (menu dominated with pork but alternatives are available)
Unsuitable for vegetarians
Address: Thamrin Nine, B1, Jl. MH Thamrin No. 10, Jakarta Pusat 10230
Opening Hours: 10 am – 10 pm
RSVP: 021 -3190 8018
BB Pin: N/A
Email: N/A
Website: N/A
Facebook: YamagoyaRamenIndonesia
Twitter: @yamagoyaramen
Atmosphere: Reminds me of Yoshinoya but a lot cramped and doesn’t have stools at the ramen bar.
Ambiance: Full of laughs and other annoying noise. Well, what to expect?
Service: I have no quarrels.
Pricing: Around IDR 100,000 – IDR 150,000 for two
———-
-Featured in HANG OUT JAKARTA March 2012 edition-
Pictures courtesy of Yamagoya Ramen