Dahulu kita pernah mengalami demam warga Jakarta akan kehadiran pancake dan waffle. Tidak lama muncul juga varian crepes ala restoran, galette, dan churros. Pada dessert section tentu kita tidak lupa akan kehadiran penting froyo serta mixed ice cream over frozen stone.
So what’s next? Kali ini, empat wanita muda berbekal pengalaman hidup di luar negeri membawakan jenis roti yang populer di Amerika. Ya, itulah bagel dan realisasi mimpi mereka tertuang dengan membuka sebuah kedai di Kemang dengan nama yang serupa dan mudah diingat, Bagel Bagel.
Kata bagel mungkin suatu perbendaharaan makanan yang terbilang lazim tak lazim di telinga kita. Sebagai pionir, kepopuleran sukses diraih oleh Bagel Bagel dalam waktu singkat. Tak ayal hal ini mengundang rasa ingin tahu apakah yang mereka sebenarnya suguhkan dengan bagel ini.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Bagel Bagel ternyata berani mengadopsi cara berjualan yang disesuaikan dengan gaya para New Yorkers yang biasanya menyambar bagel and coffee for quick breakfast. Selain itu mereka juga berimprovisasi untuk lebih mengutamakan delivery. Bagaimana tidak? Dengan kapasitas kecil dan desain yang lebih menyerupai kantin, memang tampaknya lebih nyaman membawa pulang pesanan bagel kita or just simply let them deliver it.
Selain menjual fresh bagels dengan berbagai topping dimulai dari plain, poppy seed, sesame seed, whole wheat, dan lain-lain, mereka juga menciptakan menu bagel dengan macam-macam isian yang menggugah selera. Tapi yang perlu diketahui dulu adalah bahwa bagel berasal dari jaman dahulu kala pada abad pertengahan. Bersiaplah dengan sebuah jenis roti dengan eksterior yang crispy namun ternyata agak menipu karena bagian dalamnya yang liat dan agak keras.
Jadi buang jauh-jauh dulu impian tentang lunaknya burger atau hot dog cause Bagel Bagel’s gonna teach your jaw a chewing lesson. But it’s not as bad as it sounds, isiannya ternyata cantik dan menarik. Mungkin yang paling khas adalah jenis Lox yang berisi salmon asap dengan Philadelphia cream cheese. Tapi opsi yang paling aman untuk semua orang adalah Egg, Bacon, and Cheese. Rasanya cukup kaya dan gurih mengingat jasa cheddar cheese yang selalu cocok di segala suasana.
Yang saya pilih justru bagel sandwich yang tidak ada di menu yaitu yang berisi roasted turkey with cranberry sauce. Sedikit banyak mengingatkan saya pada Swedish meatball di IKEA namun sayangnya rasa cranberry sauce-nya kurang mampu menyaingi ketajaman rasa turkey-nya. Apalagi turkey memang meninggalkan semacam rasa amis yang biasanya kita temui lazimnya pada bebek atau ikan meskipun agak berbeda. Namun demikian, ini adalah eksperimen yang seru bersama rekan orientalnya yaitu Thai Spicy Chicken dibandingkan rasa konservatif pada Smoked Beef & Cheese, Tuna Salad, atau Veggie.
Jadi meski dari segi makanan cukup menjanjikan namun suasana perut lapar rasanya masih kurang hanya dengan satu bagel saja. Dari segi harga sendiri sebetulnya tidak bisa terbilang affordable dan kita bisa dengan mudah mencari substitusinya dengan makanan lain yang bisa jadi lebih fancy pada level harga yang sama. Tapi tolonglah Bagel Bagel, setidaknya carikan solusi untuk tempat makan yang lebih nyaman dan tempat parkir yang lebih memadai! We can hang out all right or you can always make bigger bagels for a substitute right?
Bagel Bagel
Halal-friendly
Address: Jl. Benda no. 10, Kemang, Jakarta 12560
RSVP: 021 – 782 7218
Atmosphere: Passersby taking away bagels and coffee.
Ambiance: Easy peacy Japanesy.
Service: Formidable, thanks to the small environment.
Pricing: Bagel sandwiches IDR 40 – 55; fresh bagels (plain or with toppings) IDR 10 each, IDR 55 (half dozen), IDR 105 (dozen); Mini bagels (25 for IDR 475 and 60 for IDR 1,100)
Opening Hours: Everyday 6 am to 8 pm (weekday) & 6 am to 9 pm (weekend)
Twitter: @Bagel2Bagel
Facebook: Bagel-Bagel
Email: bagelbagelindo@gmail.com
-Featured in HANG OUT JAKARTA October 2011 edition (unedited)-